Beranda | Artikel
Bijak dalam Memberikan Kritik kepada Remaja
Rabu, 18 Desember 2024

Bijak dalam Memberikan Kritik kepada Remaja merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 15 Jumadil Akhir 1446 H / 17 Desember 2024 M.

Kajian Tentang Bijak dalam Memberikan Kritik kepada Remaja

Ada ungkapan bahwa kritik sebaiknya membangun, tetapi sering kali kita sulit membedakan antara kritik yang membangun dan kritik yang menjatuhkan. Di sinilah para pendidik, terutama orang tua, perlu memahami bahwa kritik yang berlebihan dapat berdampak buruk. Misalnya, orang tua yang terus-menerus memberikan kritik saat berdialog dengan anak remajanya, tanpa diimbangi apresiasi.

Memang, ada banyak hal yang mungkin perlu diperbaiki dari anak-anak remaja kita, tetapi pendekatannya tidak selalu harus berupa kritik. Jika hanya fokus mengkritik, kita akan tampak seperti komentator yang miskin solusi dan pelit dalam memberikan apresiasi.

Pendekatan yang seimbang antara kritik dan apresiasi sangat diperlukan. Dengan begitu, remaja dapat melihat sisi positif dan negatif dalam dirinya. Sisi positif yang mereka miliki perlu dikembangkan, sedangkan sisi negatif perlu diperbaiki. Jika yang mereka dengar hanyalah kritik, apalagi dalam bentuk yang berlebihan, hal itu justru bisa menjatuhkan mental mereka, meskipun tujuan kritik tersebut sebenarnya untuk membangun.

Jadi, kritik yang berlebihan bukanlah metode pendidikan yang baik. Bukan berarti kritik tidak diperlukan, tetapi jika selalu dilakukan secara berlebihan, hal itu justru bisa merusak. Kritik yang negatif, merendahkan, atau menjatuhkan mental harus dihindari.

Banyak dari kita yang tidak bisa membedakan antara kritik yang membangun dengan sikap menyalahkan, merendahkan, mendiskreditkan, atau menyudutkan. Sering kali, kritik yang kita sampaikan cenderung mengarah pada hal-hal yang bersifat pribadi, seperti karakter bawaan sejak lahir.

Jika seseorang lahir dengan membawa sifat tertentu, lalu hal tersebut terus dikritik, ini akan menjadi beban berat baginya. Sebab, mengubah sesuatu yang merupakan karakter bawaan bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan dalam menyampaikan kritik, sehingga dapat menjadi masukan yang membangun, bukan sebaliknya.

Seseorang harus bijaksana dalam menghadapi persoalan ini. Jika terus-menerus fokus pada kekurangan atau kesalahan tertentu, hal itu akan menjadi beban bagi anak didik atau seseorang yang menerima kritik. Tidak semua kesalahan atau kekurangan harus selalu ditanggapi dengan kritik.

Kritik harus diberikan secara proporsional, seperti garam dalam masakan—tidak boleh terlalu banyak, tetapi juga tidak boleh tidak ada sama sekali. Manusia membutuhkan kritik untuk perbaikan, karena kita memiliki banyak kekurangan. Namun, kritik yang berlebihan justru dapat merusak mental dan hubungan.

Orang tua juga perlu menanamkan kesiapan mental pada anak agar dapat menerima kritik. Banyak orang yang tidak siap menghadapi kritikan, sehingga ini menjadi hal yang harus dilatih. Orang tua tidak hanya perlu mengkritik dengan bijaksana, tetapi juga membangun kesiapan mental anak untuk menerima kritik. Salah satu caranya adalah dengan memberikan contoh.

Pelajaran ini sering kali didapatkan dari apa yang kita lihat dan saksikan. Kadang-kadang anak mengkritik orang tua dengan polos dan lugas, tetapi respons orang tua yang negatif justru memberikan teladan buruk bagi anak. Jika orang tua selalu merespons kritik anaknya dengan cara yang tidak baik, maka anak akan meniru perilaku tersebut.

Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik dalam merespons kritik. Dengan demikian, ketika anak menerima kritik dari orang tua, ia belajar bagaimana menghadapinya dengan cara yang benar.

Kesiapan menerima kritik ini sangat penting, karena dalam kehidupan nyata, ketika anak tidak lagi bersama orang tua, ia akan menghadapi berbagai komentar dan kritikan dari orang lain. Jika anak memiliki kesiapan mental untuk menerima kritik, ia akan mampu menghadapinya. Namun, jika tidak, hal ini akan menjadi tantangan berat baginya di masa depan.

Hindarilah kritik yang tidak tepat sasaran, seperti mengkritik hal yang bersifat privasi atau pribadi, apalagi sesuatu yang bukan merupakan pilihan seseorang, melainkan bawaan sejak lahir. Kritik semacam ini hanya akan menimbulkan rasa tertekan. Kritik seharusnya diarahkan kepada perilaku yang memang membutuhkan perbaikan, bukan pada hal-hal yang berada di luar kendali seseorang.

Lingkungan yang mendukung perkembangan remaja adalah lingkungan yang bebas dari kritikan yang menjatuhkan, menghancurkan, atau meruntuhkan mental mereka. Dalam mengarahkan anak remaja, gunakanlah bahasa yang persuasif dan apresiatif, bukan kritik yang menjatuhkan. Terlebih lagi, jangan menyampaikan kritik di hadapan orang lain, apalagi kepada orang lain yang kemudian menyampaikannya kembali kepada si anak. Jika hal ini terjadi, rasa percaya anak terhadap pendidik atau orang tua akan rusak, dan mentalnya pun akan terganggu.

Banyak orang tua yang tanpa sadar mengkritik anaknya secara tidak langsung, dengan menceritakan kekurangan anak kepada orang lain. Ketika cerita itu sampai ke telinga anak, dampaknya bisa sangat buruk. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam menyampaikan kritik dan komentar, terutama jika Anda adalah seorang pendidik.

Ada sebuah ungkapan yang patut direnungkan:

“Jika anak didik melakukan kesalahan, bersikap ngawur, atau keliru, hal itu masih bisa ditolerir. Mereka adalah objek pendidikan yang wajar melakukan kesalahan karena mereka memang sedang belajar. Namun, jika pendidik yang bersikap ngawur, hal ini tidak bisa ditolerir dan bahkan sulit dimaklumi.”

Misalnya, ketika anak mengkritik orang tua dengan cara yang kurang tepat atau menyampaikan kritik asal bunyi, hal itu masih bisa dimaklumi. Sebab, anak masih dalam proses belajar untuk mengekspresikan diri. Namun, jika pendidik atau orang tua yang melakukan hal serupa kepada anak, ini jelas tidak dapat dimaklumi.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54803-bijak-dalam-memberikan-kritik-kepada-remaja/